Kepulauan Yapen, Serui-Manawi — Saat angin lembut membelai dedaunan hijau yang lebat di hutan mangrove Kabori Biriri, para pengunjung yang menapaki jembatan kayu panjang itu disuguhi pemandangan yang menakjubkan. Di Kampung Menawi, Distrik Angkaisera, Kepulauan Yapen, destinasi wisata yang baru dikembangkan ini telah menjadi tujuan favorit bagi wisatawan lokal yang ingin merasakan keindahan alam sekaligus menyejukkan pikiran mereka.
Mangrove Kabori Biriri bukan sekadar destinasi alam biasa. Di balik keindahan hijaunya, ada pesan kuat yang tersampaikan: pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan. Herman Bonai, Kepala Kampung Manawi sekaligus pengelola tempat ini, dengan bangga berbicara mengenai potensi besar yang dimiliki kampungnya. Ia menegaskan bahwa keindahan alam bukan hanya untuk dinikmati, tetapi juga untuk dilestarikan demi generasi mendatang.
“Pariwisata yang berkelanjutan adalah kunci untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun yang terpenting adalah menjaga kelestarian alam kita,” ucap Bonai dengan semangat yang terpancar.
Di antara dedaunan mangrove yang menjulang, tak hanya wisatawan umum yang menikmati pesona alam ini. Para siswa sekolah dasar di Distrik Angkaisera sering datang bersama guru mereka untuk belajar tentang ekosistem mangrove. Suasana tenang dan sejuk menciptakan pengalaman belajar yang unik, sekaligus meningkatkan kesadaran para generasi muda tentang pentingnya menjaga alam.
Pujian juga datang dari warga setempat. Irma Bonai, salah satu warga Kampung Manawi, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para pemuda kampung yang bekerja keras membangun jembatan ini. “Saya kagum dengan dedikasi pemuda-pemuda di sini. Mereka benar-benar memperjuangkan pengembangan jembatan ini, dan hasilnya luar biasa,” ujarnya penuh kebanggaan.
Jembatan Mangrove Kabori Biriri kini tak hanya menjadi tempat rekreasi, tetapi juga ikon kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah daerah. Dengan dukungan dari Dinas Kehutanan setempat, destinasi ini diproyeksikan sebagai simbol pariwisata berkelanjutan di Papua.
Setiap langkah yang diambil di atas jembatan ini terasa seperti perjalanan ke masa depan—masa depan di mana alam, budaya, dan kesejahteraan masyarakat saling terhubung dalam harmoni. Dengan harapan yang membumbung tinggi, Herman Bonai menutup percakapannya dengan sebuah pesan: “Manawi hari ini, besok, dan masa depan ada di tangan kita yang memiliki hati untuk membangun dan mengubahnya.”
Dengan segala keindahannya, Mangrove Kabori Biriri kini menjadi magnet bagi para pecinta alam. Sebuah destinasi wisata yang lahir dari kolaborasi, cinta terhadap lingkungan, dan semangat untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi Kepulauan Yapen.